Karya : Syarifudin
Di sebuah gang kecil berdiri bangunan
yang tak terlalu besar dan tak terlalu lebar tapi, di dalam tempat tersebut
mampu membuat orang menjadi orang yang berguna dan sukses. Di tempat ini
terdapat banyak aturan-aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi yang dapat
membuat kita menjadi orang disiplin, jika ada yang melanggar, maka dia akan mendapat
sanksi biasanya disebut takzir
(hukuman untuk meluruskan kesalahannya) bahkan sampai dipulangkan kepada orang
tuanya/dikeluarkan. Banyak orang menyebutnya penjara suci atau pondok pesantren.
Kisah seorang santri di sepertiga malam,
para santri yang sedangmelukis mimpi indahnya di bangunkan dari tempat tidurnya
untuk melaksanakan sholat malam, si Udin. Saat dia di bangunkan oleh Abah
“Abah adalah sesepuh pondok pesantren yang di hormat santri maupun masyarakat
setempat”, Udin langsung bangun kemudian pergi. Abah kira si Udin pergi menuju
masjid untuk melaksanakan sholat malam, ternyata tidak, si Udin malah pergi
menuju gudang penyimpanan barang bekas untuk melanjutkan tidurnya dengan
menggelar kardus untuk dijadikan alas, tanpa rasa bersalah Udin berada di
tempat itu hingga matahari terbit. Ketika Teman-temannya yang lain melihat si
Udin tertidur pulas di gudang, mereka tidak berani menyentuh apa lagi
membangunkannya. Bahkan tak merasa heran sedikit pun, karena itu sudah menjadi
kebiasaan Udin, bahkan malah tidak
pernah mengikuti kegiatan pondok lainnya maupun sholat fardhu . Ia lebih suka
tidur dan melanjutkan mimpi indahnya walaupun harus tidur di sembarang tempat.
Katanya dia “lebih suka tidur karena dengan tidur dia bisa bermimpi setinggi
mungkin tanpa harus ada harapan jaya”.
”Kang tahajjud …. Kang…Kang...
Tahajjud , ayo bangun waktunya sholat tahajjud”. Suatu ketika ada salah satu santri
yang mengajak Udin untuk sholat tahajjud, Ari menepuk lengan tangan Udin,
berharap Udin akan bangun.
“Uuahhahah”
Udin kemudian terbangun dari tempat
tidurnya.
“Apa”
Tannya Udin sambil melihat kearah Ari dengan mata yang masih merah
“Ayo
sholat tahajjud”
“Sejak
kapan kamu ikut campur hidup aku, urusi saja hidupmu sendiri jangan hidupnya
oramg lain , kamu urus hidupmu sendiri jaangan hidupnya orang yang kamu sibuki”.
Karena
Ari peduli dengan Udin yang hampir tidak pernah mengikuti kegiatan pondok, Udin
kemudian malah mengajak berantem dan menghajar habis-habisan Ari, yang telah
mengganggu tidurnya. Sambil menarik kerah baju Ari, dan memukul “jrokk” tepat
mengenai pipi kirinya. “Astahgfirrullah addoh” Ari ternyata terpancing emosi
dan langsung reflek membalas pukulan Udin, tetapi Ari bukan tandingannya
akhirnya mereka berantem sampai mereka di pisah oleh pak Ustad.
“he he he… ada apa ini
pagi-pagi buta sudah ribut, mau jadi apa kalian nanti”
“Jadi pejabat” jawab
Udin dengan keras sambil berkacak pinggang.”
“Anu pak…in Udin saya bangunin tapi malah memukul saya, ya... saya reflek”
Ucap Ari sambil menundukkan kepalanya.
“Anjay Ari
mengganggu tidur ku”.
“Udin kalau
ada kegiatan ikut ya, dan patuhi atururan yang ada...” Ucap pak ustad kepada udin.
“hahh… bodo amat”dia langsung mlengos
pergi menuju kamar mandi tanpa merasa bersalah.
Pasca kejadian itu Udin dan Ari jadi diam-diaman menjadikan
teman-temannya bingung, kejadian tadi
pagi tidak ada yang mengetahui kecuali pak Ustad. Dari dulu Ari tidak pernah
mengusik kehidupannya Udin, tetapi Ari kasihan dengan Udin sehingga Udin
dibangunkan, dan ternyata Udin malah mengajak berantem Ari, teman sekamarnya pun tidak pernah mengusik kehidupannya karna
tidak mauberurusan dengannya , menjadikan Udin semakin menjadi-jadi. Sikap Udin yang tak tahu aturan ini berlangsung sangat lama.
Tanggal 22 Desember 2016 adalah hari besar para santri
pondok Pering Kuning karna pada hari
itu para santri merayakan i. Dipondok preng kuning desa dongko kec.Trenggalek
mengadakan pagelaran pencak dor memperingati HARLAH pndok, pesertanya meliputi para santri
dan masyarakat setempat, “pencak dor adalah wahana pertarungan yang di
lakukukan dua orang secara bebas tanpa senjata”. Akhirnya
Udin dan beberapa temannya mengikuti pagelaran tersebut dan memenangkan semua
pertarungan walaupun dengan sedikit luka, sebenarnya teman temannya tidak ingin
mengikuti pagelaran tersebut, tetapi Udin memaksanya,
“Ayo ikut pencak dor, satu tim lima orang!”
“Ogah ahh menyakitkan, Ibu juga pasti tidak membolehin”
“Hahahhahwkwkwkwk”Udin
menertawakan mereka hingga perunya sakit.
“Halah
halah… sama Ibumu saja takut…dengan saja tidak takut, apa-apan kau ini. Ayolah aku memaksa!”
”Kalau
kami ikut,
kami dapat apa, dapat sakit iya!...”
”Ayolah, emm...gini saja kalian mau apa aku akan turuti”.
Karna Udin sangat menginginkan ikut sedangkan dia tidak mempunyai tim karna Udin tidak
memiliki teman di pondoknya.
“Oke... Kami
kepingin kamu berubah”
“Berubah
apanya?... Emang aku power ranger”
“Sikapmu
itu loh!!”
“Gampang… Itu bisa di
atur!, yang penting kita daftar terlrbih dahulu”
“Emm…Okeoke kami ikut, kami harap
kamu bisa menepati janjimu”
Selepas
dari pencak dorr itu, hubungan Udin dengan teman-temannya sedikit membaik,
sedikit sekali Udin masih saja berbuat onar, dia belum bisa menepati janji yang
telah Udin buat.
Kedua orang tuanya sangat
mempercayai Udin, ketika Udin berada di pondok pesantren. Orang tuanya percaya
bahwa Udin akan mengangkat martabat kedu orangtuanya jika Udin hidup di pondok
pesantren, setiap kali Udin berangkat pondok Ibunya selalu mendoakannya dan
mengecup keningnya. Sebetulnya Udin tidak kepingin berada di pondok, karna bingung
akan jadi apa dia besok. Bapaknya sudah meninggal sejak dia masih berumur satu
setengah tahun, mungkin dari itu Udin tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya, ibunya kerja
terus-terusan untuk mencukupi kehidupan keluarganya, ibunya tidak menikah lagi,
tak tahu karna apa dan Udin adalah anak tunggal.
“Nak disana belajar
yang sungguh sungguh, dan jaga dirimu ”
“Iya buk”
“Ibuk hanya ingi kalau Udin nanti bisa belajar banyak
tentang Agama dan lainya bukan kayak Ibuk dan Bapakmu, alif bengkong saja tidak tahu”
Pernah si Udin melakukan
kesalahan lumayan bodoh (menganggu hatinya putri Abah), tapi itu masih termasuk dalam kategori wajar karena
namanya juga anak muda, dimana masa masa pubertas sedang berlangsung yaitu
saling menyukai lawan jenis, Udin termasuk orang beruntung karena bisa
menaklukkan hati sang putri, putri itu bernama Laila, gadis cantik berkulit
putih langsat, yang bibirnya “aduhhay” berkaca mata yang memiliki bola mata
sangat indah ,siapa saja yang memandang matanya akan merasakan kenyamanan dan
keteduhan hati.
“Hey..!!” Udin
memanggil ning Laila, ning pun sepontan
menoleh ke arah Udin.
“Hey tayo, Hey tayo,
dia bis kecil ramah”
“Dasar Udin” Ucap ning
Laila sambil tersenyum manis.
“Aduh… bentar lagi aku
mati!”
“Emang kamu kenapa
Din?” Tanya ning Laila
“Aku
bentar lagi mati terkena senyum mu, manis sekali”
“Hih apaan, Udin nih”. Ning pun pergi
meneruskan langkahnya menuju dapur sambil senyum-sebyum sendiri.
Banyak
para santri yang mengagumi putri Abah ini begitu juga dengan si Udin, para
santri kalau ada rasa hanya di pendam
beda dengan Udin “kalaua ada rasa ya di perjuangin
bukan di diamin menyakitkan”.
Udin pun memiliki banyak cara untuk meluluhkan hati Putri Abah tersebut, setiap
hari Udin bisa bercakap-cakap dengan Ning Laila tanpa ada halangan , membuat
para santri putra lainnya iri dengan Udin. “Ton… Sulthon, kamu lo lebih ganteng
dari pada Udin trus kenapa, kok bukan kamu yang berada di dekat Ning Laila”
Ucap teman-‘teman sekamarnya yang sedang melihatin Udin dan Ning dari kejahuan.
“Aku takut dengan Abah!...” Lagipla aku
lo...fokus dengan mondok ku” “Aku juga bingung dengan
su Udin, seperti tidak punya Udel”.
Acara ta’arufan ini berlangsung lumayan lama sampai Abah mengetahui kelakuan
Udin himgga dia
di pangil ke ndalem rumahnya.
Saat Udin berada di kamar mandi, ia
sedang mencuci baju, tiba tiba salah satu pengurus pondok tersebut datang
mendekati Udin.
“Lee…kamu
di suruh menemui Abah, segera!”
“ Ada apa ya pak”
“Nanti
kamu juga tahu sendiri…Cepet di tungguin, jangan sampai Abah marah”
“Iya
pak… Sebentar”
Kemudian
Udin berangkat menuju ndalem Abah, setelah sampai disana
Udin diberi pertanyaan tentang hubungan Udin dengan si Ning, ia hanya bisa
menunduk dan tak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan Abah setelah selesai Udin
disuruh kembali. Udin melangkahkan kakinya menuju pondok dengan perasaan malu,
karna telah berani mengganggu
si Ning Laila, perasaan malu itu
sangat membekas di dalam hatinya hingga membuat dadanya sesak, perasaan malu
itu membuatnya ingin keluar dari pondok tersebut padahal dia adalah sosok orang
yang keras tidak ada yang ditakuti tetapi ketika menghadap Abah dan membahas
tentang setatus Udin dengan Ning, Udin langsung gugup membuat mulutnya
terbungkam rapat.
“Din…
kamu sama Putriku itu masih muda, masih panjang umurmu. Sekarang umurmu berapa?”
“Sembilan
belas tahun Bah” jawab si Udin sambil menundukkan kepala.
“tukan…masih
muda, kalian itu belum waktunya. Kamu belajar yang giat supaya bisa membahagiakan
Ibumu”
“Iya
bah..”.
Udin merasa Abah
adalah orang yang dekat dengan Alloh orang yang keramat, maka
dia harus mematuhi apa yang di perintahkan. Semenjak dari kejadian itu Udin
langsung meminta maaf kepada ning Laila dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan
dengannya, kemudian meminta maaf kepada Abah karena belum bisa mematuhi tata
tertib yang berlaku dan telah mengganggu hati putrinya, dari kejadian ini Udin
menjadi sungkan kepada Ning, Udin pun berpamitan kepada Ning untuk melanjutkan
misi mulianya yang diberikan oleh Abahnya yaitu belajar dengan giat.
Senakal-nakalnya
anak di pondok itu, jauh lebih baik dari pada anak yang tidak di pondok, sebab
seorang anak di pondok ketinggalan solat subuh dihukum karena dianggap nakal..
“Bodohnya
aku… Aku dipondokkan supaya jadi orang yang berguna di kemudin hari, kok malah
membuat acara yang tak berguna ini” Hati kecilnya Udin berbicara ketika dia
melihat foto Ibunya.
Bagi
udin ibu adalah sosok perempuan yang hebat, kuat, mempunyai perasaan yang
lembut, dan dia tidak mungkin melukai hati Ibunya dengan mendengar kabarnya di
pondok pesantren itu, karena Ibunya sangat bangga ketika Udin bersedia di
pondokkan di tempat itu, ia hanya berharap Udin bisa menjadi orang yang lebih
baik.
Kepala udin serasa ingin meletuk karena
memikirkan hal itu, dia berbaring sambil menatap kearah jarum jam yang
menunjukkan jam 19.00 WIB, dengan ditemani alunan lagu yang berjudul maujud
qolbi, kenapa iya memilih lagu itu? Karena menurut iya lagu maujud qolbi hati
ku tersakiti adalah lagu yang mewakili perasaannya
saat ini. Lagu tersebut mampu membawanya kedunia khayal yaitu dunia mimpi, ia
tertidur hingga jarum jam menunjukkan pukul 04.00 WIB, bukan Udin namanya jika
ia menyerah begitu saja, agar ia tidak kelihatan bersalah ia berpura pura
menjadi sosok yang tertib, mulai berusaha bangun pagi dan melaksanakan solat
tahajjud, tertib saat mengikuti kegiatan yang ada di pondok pesantrennya.
Tetapi
apa daya semua itu, Udin sangat kesulitan mengerjakan kegiatan tersebut karna
dasarnya Udin yang sangat sulit untuk tertib. (Sekali lagi) bukan Udin
jika menyerah begutu saja, ia berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang
tertib, Udin masih saja kesulitan bangun pagi dan akhirnya kena takziran.
Sedikit
demi sedikit Udin sadar jika terkena takziran dia terima takziran tersebut
dengan ikhlas. Dan merenungi kesalahan tersebut, “ bih…kapan aku bisa berubah “dalam
hati kecil si Udin yang sedang merenungi kesalahannya.
Diapun
berdoa kepada allah “ ya…allah lindungi hamba dari godaan setan yang terkutuk,
jadikan hamba pribadi yanglebih baik, hamba hanya ingin berubah dari yang dulu
jelek menjadi sekarang yang lebih baik”
Dengan
usah dan do’a akhirnya Udin bisa berubah
walau sedikit, masih saja dia bangun kesiangan (yang ini Udin belum mampu
merubahnya tidak tahu karna apa). Segala cara Udin tempuh untuk menghilangka
kebiasaan mbangkong tersebut mulai dari minum air sebelum tidur, ngaji sebelum
tidur, berdo’a sebelum tidur, sampai lampu di matikan, tapi masaih saja gagal.
Dengan
berbagai cara yang Udin tempuh masih saja gagal akhirnya udin berkonsultasi
dengan Abah
“Abah bagai mana caranya agar bisa bangun di
sepertiga malam dan subuh”
“emm...
gini din, yang pertama udin harus suci dulu (kalau bisa pipis terlebih dahulu
dan wudu) yang kedua bersihkan tempat tidur, ketiga posisi tidur seperti orang
yang dudah mati di liang lahat karna tidur itu menyerupai orang mati, yang ke
empat lampu harus di matiakan, kenapa kok di mati kan? Agar tubuh kita ini
istirahat dengan maksimal,membaca do’a sebelum tidur dan yang terakhir dzikir
membaca bismillah sebanyak-banyaknya atau membaca sholawat sampai tertidur”
“Oh..
gitu toh bah… trimakasih banyak atas resepnya”
“Iyh
din… sama-sama, kalau ada lagi yang ingin di tanyakan monggo kerso abah selalu
ada”
“Iya
bah.. sekali lagi terima kasih, semoga saya bisa bangun tahajjud maupun subuh”
“ amin”. Kamu
sekarang sudah berubah, suatu saat kamu pantas dengan putri ku (dalam hati
Abah.
Udin mencoba resep yang di berikan Abah tadi,mulai dari bersuci himgga
berdzikir kepada Allah SWT,alhasil, Udin sekarang dapat melaksanakan tahajjud
dan sholat subuh berjamaah. “Wuihh…aku bisa sholat
tahajut, keajaiban” Udin percaya jika Hidup dan Mati hanya di tangan ALLAH.
Semenjak
itu Udin berubah menjadi kepribadian
yang lebih baik mungkin udin mendapat Hidayah. Dan Udin sekarang sudah di
senangi bannyak orang apa lagi untuk para santri wati, temannya yang bernama
Ari yang dia benci karna telah mengganggu hidupnya akhirnya menjadi sahabat
seperjuangan.
Banyak
santri wati yang melirik si Udin, tetapi Udin tetap fokus kepada cita-citanya,
dan membahagiakan ibunya. Pikirnya Udin “ternyata menjadi orang baik lebih
besar cobaannya” Hari-hari kegiatan si Udin menjadi lebih positif. Dan terus
fokus kepada cita-cita nya.
Iya cerpen anda bagus tapi ada
BalasHapusSaya nggak paham bagus
Tingkat kan kembali ke
Tingkatkan terus karyamu !!☺
BalasHapusTerus semangat, kalo perlu cari guru agar kamu berkembang
BalasHapusCerpenmu bagus
BalasHapusMasuk pak eko
BalasHapusBagusm. .. Semoga bisa terpilih
BalasHapusHow do I make money from playing games and earning
BalasHapusThese 오즈포탈 are the three most 출장샵 popular forms of gambling, and are explained in a very concise and งานออนไลน์ concise manner. The most titanium metal trim common forms of gambling jancasino.com are: