Rabu, 07 November 2018

CAHAYA SYURGA



Karya : Syarifudin

Di sebuah gang kecil berdiri bangunan yang tak terlalu besar dan tak terlalu lebar tapi, di dalam tempat tersebut mampu membuat orang menjadi orang yang berguna dan sukses. Di tempat ini terdapat banyak aturan-aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi yang dapat membuat kita menjadi orang disiplin, jika ada yang melanggar, maka dia akan mendapat sanksi biasanya disebut takzir (hukuman untuk meluruskan kesalahannya) bahkan sampai dipulangkan kepada orang tuanya/dikeluarkan. Banyak orang menyebutnya penjara suci atau pondok pesantren.
Kisah seorang santri di sepertiga malam, para santri yang sedangmelukis mimpi indahnya di bangunkan dari tempat tidurnya untuk melaksanakan sholat malam, si Udin. Saat dia di bangunkan oleh Abah “Abah adalah sesepuh pondok pesantren yang di hormat santri maupun masyarakat setempat”, Udin langsung bangun kemudian pergi. Abah kira si Udin pergi menuju masjid untuk melaksanakan sholat malam, ternyata tidak, si Udin malah pergi menuju gudang penyimpanan barang bekas untuk melanjutkan tidurnya dengan menggelar kardus untuk dijadikan alas, tanpa rasa bersalah Udin berada di tempat itu hingga matahari terbit. Ketika Teman-temannya yang lain melihat si Udin tertidur pulas di gudang, mereka tidak berani menyentuh apa lagi membangunkannya. Bahkan tak merasa heran sedikit pun, karena itu sudah menjadi kebiasaan  Udin, bahkan malah tidak pernah mengikuti kegiatan pondok lainnya maupun sholat fardhu . Ia lebih suka tidur dan melanjutkan mimpi indahnya walaupun harus tidur di sembarang tempat. Katanya dia “lebih suka tidur karena dengan tidur dia bisa bermimpi setinggi mungkin tanpa harus ada harapan jaya”.
”Kang tahajjud …. Kang…Kang... Tahajjud , ayo bangun waktunya sholat tahajjud”. Suatu ketika ada salah satu santri yang mengajak Udin untuk sholat tahajjud, Ari menepuk lengan tangan Udin, berharap Udin akan bangun.
“Uuahhahah” Udin kemudian terbangun dari tempat tidurnya.
“Apa” Tannya Udin sambil melihat kearah Ari dengan mata yang masih merah
“Ayo sholat tahajjud”
“Sejak kapan kamu ikut campur hidup aku, urusi saja hidupmu sendiri jangan hidupnya oramg lain , kamu urus hidupmu sendiri jaangan hidupnya orang yang kamu sibuki”.
Karena Ari peduli dengan Udin yang hampir tidak pernah mengikuti kegiatan pondok, Udin kemudian malah mengajak berantem dan menghajar habis-habisan Ari, yang telah mengganggu tidurnya. Sambil menarik kerah baju Ari, dan memukul “jrokk” tepat mengenai pipi kirinya. “Astahgfirrullah addoh” Ari ternyata terpancing emosi dan langsung reflek membalas pukulan Udin, tetapi Ari bukan tandingannya akhirnya mereka berantem sampai mereka di pisah oleh pak Ustad.
“he he he… ada apa ini pagi-pagi buta sudah ribut, mau jadi apa kalian nanti”
“Jadi pejabat” jawab Udin dengan keras sambil berkacak pinggang.”
“Anu pak…in Udin saya bangunin tapi malah memukul saya, ya... saya reflek” Ucap Ari sambil menundukkan kepalanya.
“Anjay Ari mengganggu tidur ku”.
“Udin kalau ada kegiatan ikut ya, dan patuhi atururan yang ada...” Ucap pak ustad kepada udin.
“hahh… bodo amatdia langsung mlengos pergi menuju kamar mandi tanpa merasa bersalah.
Pasca kejadian itu Udin dan Ari jadi diam-diaman menjadikan teman-temannya  bingung, kejadian tadi pagi tidak ada yang mengetahui kecuali pak Ustad. Dari dulu Ari tidak pernah mengusik kehidupannya Udin, tetapi Ari kasihan dengan Udin sehingga Udin dibangunkan, dan ternyata Udin malah mengajak berantem Ari, teman sekamarnya  pun tidak pernah mengusik kehidupannya karna tidak mauberurusan dengannya , menjadikan Udin semakin menjadi-jadi. Sikap Udin yang tak tahu aturan ini berlangsung sangat lama.
Tanggal 22 Desember 2016 adalah hari besar para santri pondok Pering Kuning karna pada hari itu para santri merayakan i. Dipondok preng kuning desa dongko kec.Trenggalek mengadakan pagelaran pencak dor memperingati HARLAH pndok, pesertanya meliputi para santri dan masyarakat setempat, “pencak dor adalah wahana pertarungan yang di lakukukan dua orang secara bebas tanpa senjata”. Akhirnya Udin dan beberapa temannya mengikuti pagelaran tersebut dan memenangkan semua pertarungan walaupun dengan sedikit luka, sebenarnya teman temannya tidak ingin mengikuti pagelaran tersebut, tetapi Udin memaksanya,
            Ayo ikut pencak dor, satu tim lima orang!
Ogah ahh menyakitkan, Ibu juga pasti tidak membolehin”
“Hahahhahwkwkwkwk”Udin menertawakan mereka hingga perunya sakit.
“Halah halah… sama Ibumu saja takut…dengan saja tidak takut, apa-apan kau ini. Ayolah aku memaksa!
Kalau kami ikut, kami dapat apa, dapat sakit iya!...
Ayolah, emm...gini saja kalian mau apa aku akan turuti”.
Karna Udin sangat menginginkan ikut sedangkan dia tidak mempunyai tim karna Udin tidak memiliki teman di pondoknya.
“Oke...  Kami kepingin kamu berubah”
“Berubah apanya?... Emang aku power ranger”
“Sikapmu itu loh!!”
Gampang… Itu bisa di atur!, yang penting kita daftar terlrbih dahulu
            “Emm…Okeoke kami ikut, kami harap kamu bisa menepati janjimu”
Selepas dari pencak dorr itu, hubungan Udin dengan teman-temannya sedikit membaik, sedikit sekali Udin masih saja berbuat onar, dia belum bisa menepati janji yang telah Udin buat.
Kedua orang tuanya sangat mempercayai Udin, ketika Udin berada di pondok pesantren. Orang tuanya percaya bahwa Udin akan mengangkat martabat kedu orangtuanya jika Udin hidup di pondok pesantren, setiap kali Udin berangkat pondok Ibunya selalu mendoakannya dan mengecup keningnya. Sebetulnya Udin tidak kepingin berada di pondok, karna bingung akan jadi apa dia besok. Bapaknya sudah meninggal sejak dia masih berumur satu setengah tahun, mungkin dari itu Udin tidak mendapat  kasih sayang dari orang tuanya, ibunya kerja terus-terusan untuk mencukupi kehidupan keluarganya, ibunya tidak menikah lagi, tak tahu karna apa dan Udin adalah anak tunggal.
“Nak disana belajar yang sungguh sungguh, dan jaga dirimu ”
Iya buk
“Ibuk hanya ingi kalau Udin nanti bisa belajar banyak tentang Agama dan lainya bukan kayak Ibuk dan Bapakmu, alif bengkong saja tidak tahu”

Pernah si Udin melakukan kesalahan lumayan bodoh (menganggu hatinya putri Abah), tapi itu  masih termasuk dalam kategori wajar karena namanya juga anak muda, dimana masa masa pubertas sedang berlangsung yaitu saling menyukai lawan jenis, Udin termasuk orang beruntung karena bisa menaklukkan hati sang putri, putri itu bernama Laila, gadis cantik berkulit putih langsat, yang bibirnya “aduhhay” berkaca mata yang memiliki bola mata sangat indah ,siapa saja yang memandang matanya akan merasakan kenyamanan dan keteduhan hati.
“Hey..!!” Udin memanggil  ning Laila, ning pun sepontan menoleh ke arah Udin.
“Hey tayo, Hey tayo, dia bis kecil ramah”
“Dasar Udin” Ucap ning Laila sambil tersenyum manis.
“Aduh… bentar lagi aku mati!”
“Emang kamu kenapa Din?” Tanya ning Laila
            “Aku bentar lagi mati terkena senyum mu, manis sekali”
“Hih apaan, Udin nih”. Ning pun pergi meneruskan langkahnya menuju dapur sambil senyum-sebyum sendiri.
Banyak para santri yang mengagumi putri Abah ini begitu juga dengan si Udin, para santri  kalau ada rasa hanya di pendam beda dengan Udin “kalaua ada rasa ya di perjuangin bukan di diamin menyakitkan”. Udin pun memiliki banyak cara untuk meluluhkan hati Putri Abah tersebut, setiap hari Udin bisa bercakap-cakap dengan Ning Laila tanpa ada halangan , membuat para santri putra lainnya iri dengan Udin. “Ton… Sulthon, kamu lo lebih ganteng dari pada Udin trus kenapa, kok bukan kamu yang berada di dekat Ning Laila” Ucap teman-‘teman sekamarnya yang sedang melihatin Udin dan Ning dari kejahuan. “Aku takut dengan Abah!...” Lagipla aku lo...fokus dengan mondok ku” “Aku juga bingung dengan su Udin, seperti tidak punya Udel. Acara ta’arufan ini berlangsung lumayan lama sampai Abah mengetahui kelakuan Udin himgga dia di pangil ke ndalem rumahnya.
Saat Udin berada di kamar mandi, ia sedang mencuci baju, tiba tiba salah satu pengurus pondok tersebut datang mendekati Udin.
 “Lee…kamu di suruh menemui Abah, segera!”
“ Ada apa ya pak”
“Nanti kamu juga tahu sendiri…Cepet di tungguin, jangan sampai Abah marah”
“Iya pak… Sebentar”

Kemudian Udin berangkat menuju ndalem Abah, setelah sampai disana Udin diberi pertanyaan tentang hubungan Udin dengan si Ning, ia hanya bisa menunduk dan tak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan Abah setelah selesai Udin disuruh kembali. Udin melangkahkan kakinya menuju pondok dengan perasaan malu, karna telah berani mengganggu si Ning Laila, perasaan malu itu sangat membekas di dalam hatinya hingga membuat dadanya sesak, perasaan malu itu membuatnya ingin keluar dari pondok tersebut padahal dia adalah sosok orang yang keras tidak ada yang ditakuti tetapi ketika menghadap Abah dan membahas tentang setatus Udin dengan Ning, Udin langsung gugup membuat mulutnya terbungkam rapat.
“Din… kamu sama Putriku itu masih muda, masih panjang umurmu. Sekarang umurmu berapa?”
“Sembilan belas tahun Bah” jawab si Udin sambil menundukkan kepala.
“tukan…masih muda, kalian itu belum waktunya. Kamu belajar yang giat supaya bisa membahagiakan Ibumu”
“Iya bah..”.
Udin merasa Abah adalah orang yang dekat dengan Alloh orang yang keramat, maka dia harus mematuhi apa yang di perintahkan. Semenjak dari kejadian itu Udin langsung meminta maaf kepada ning Laila dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya, kemudian meminta maaf kepada Abah karena belum bisa mematuhi tata tertib yang berlaku dan telah mengganggu hati putrinya, dari kejadian ini Udin menjadi sungkan kepada Ning, Udin pun berpamitan kepada Ning untuk melanjutkan misi mulianya yang diberikan oleh Abahnya yaitu belajar dengan giat.
Senakal-nakalnya anak di pondok itu, jauh lebih baik dari pada anak yang tidak di pondok, sebab seorang anak di pondok ketinggalan solat subuh dihukum karena dianggap nakal..
“Bodohnya aku… Aku dipondokkan supaya jadi orang yang berguna di kemudin hari, kok malah membuat acara yang tak berguna ini” Hati kecilnya Udin berbicara ketika dia melihat foto Ibunya.

Bagi udin ibu adalah sosok perempuan yang hebat, kuat, mempunyai perasaan yang lembut, dan dia tidak mungkin melukai hati Ibunya dengan mendengar kabarnya di pondok pesantren itu, karena Ibunya sangat bangga ketika Udin bersedia di pondokkan di tempat itu, ia hanya berharap Udin bisa menjadi orang yang lebih baik.
 Kepala udin serasa ingin meletuk karena memikirkan hal itu, dia berbaring sambil menatap kearah jarum jam yang menunjukkan jam 19.00 WIB, dengan ditemani alunan lagu yang berjudul maujud qolbi, kenapa iya memilih lagu itu? Karena menurut iya lagu maujud qolbi hati ku tersakiti adalah lagu yang mewakili perasaannya saat ini. Lagu tersebut mampu membawanya kedunia khayal yaitu dunia mimpi, ia tertidur hingga jarum jam menunjukkan pukul 04.00 WIB, bukan Udin namanya jika ia menyerah begitu saja, agar ia tidak kelihatan bersalah ia berpura pura menjadi sosok yang tertib, mulai berusaha bangun pagi dan melaksanakan solat tahajjud, tertib saat mengikuti kegiatan yang ada di pondok pesantrennya.
Tetapi apa daya semua itu, Udin sangat kesulitan mengerjakan kegiatan tersebut karna dasarnya Udin yang sangat sulit untuk tertib. (Sekali lagi) bukan Udin jika menyerah begutu saja, ia berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang tertib, Udin masih saja kesulitan bangun pagi dan akhirnya kena takziran.
Sedikit demi sedikit Udin sadar jika terkena takziran dia terima takziran tersebut dengan ikhlas. Dan merenungi kesalahan tersebut, “ bih…kapan aku bisa berubah “dalam hati kecil si Udin yang sedang merenungi kesalahannya.
Diapun berdoa kepada allah “ ya…allah lindungi hamba dari godaan setan yang terkutuk, jadikan hamba pribadi yanglebih baik, hamba hanya ingin berubah dari yang dulu jelek menjadi sekarang yang lebih baik”
Dengan usah dan do’a  akhirnya Udin bisa berubah walau sedikit, masih saja dia bangun kesiangan (yang ini Udin belum mampu merubahnya tidak tahu karna apa). Segala cara Udin tempuh untuk menghilangka kebiasaan mbangkong tersebut mulai dari minum air sebelum tidur, ngaji sebelum tidur, berdo’a sebelum tidur, sampai lampu di matikan, tapi masaih saja gagal.
Dengan berbagai cara yang Udin tempuh masih saja gagal akhirnya udin berkonsultasi dengan Abah
 “Abah bagai mana caranya agar bisa bangun di sepertiga malam dan subuh”
“emm... gini din, yang pertama udin harus suci dulu (kalau bisa pipis terlebih dahulu dan wudu) yang kedua bersihkan tempat tidur, ketiga posisi tidur seperti orang yang dudah mati di liang lahat karna tidur itu menyerupai orang mati, yang ke empat lampu harus di matiakan, kenapa kok di mati kan? Agar tubuh kita ini istirahat dengan maksimal,membaca do’a sebelum tidur dan yang terakhir dzikir membaca bismillah sebanyak-banyaknya atau membaca sholawat sampai tertidur”
“Oh.. gitu toh bah… trimakasih banyak atas resepnya”
“Iyh din… sama-sama, kalau ada lagi yang ingin di tanyakan monggo kerso abah selalu ada”
“Iya bah.. sekali lagi terima kasih, semoga saya bisa bangun tahajjud maupun subuh”
amin”. Kamu sekarang sudah berubah, suatu saat kamu pantas dengan putri ku (dalam hati
Abah.
Udin mencoba resep yang di berikan Abah tadi,mulai dari bersuci himgga berdzikir kepada Allah SWT,alhasil, Udin sekarang dapat melaksanakan tahajjud dan sholat subuh berjamaah. “Wuihh…aku bisa sholat tahajut, keajaiban” Udin percaya jika Hidup dan Mati hanya di tangan ALLAH.
Semenjak itu Udin  berubah menjadi kepribadian yang lebih baik mungkin udin mendapat Hidayah. Dan Udin sekarang sudah di senangi bannyak orang apa lagi untuk para santri wati, temannya yang bernama Ari yang dia benci karna telah mengganggu hidupnya akhirnya menjadi sahabat seperjuangan.
Banyak santri wati yang melirik si Udin, tetapi Udin tetap fokus kepada cita-citanya, dan membahagiakan ibunya. Pikirnya Udin “ternyata menjadi orang baik lebih besar cobaannya” Hari-hari kegiatan si Udin menjadi lebih positif. Dan terus fokus kepada cita-cita nya.


7 komentar:

  1. Iya cerpen anda bagus tapi ada
    Saya nggak paham bagus
    Tingkat kan kembali ke

    BalasHapus
  2. Tingkatkan terus karyamu !!☺

    BalasHapus
  3. Terus semangat, kalo perlu cari guru agar kamu berkembang

    BalasHapus
  4. Bagusm. .. Semoga bisa terpilih

    BalasHapus
  5. How do I make money from playing games and earning
    These 오즈포탈 are the three most 출장샵 popular forms of gambling, and are explained in a very concise and งานออนไลน์ concise manner. The most titanium metal trim common forms of gambling jancasino.com are:

    BalasHapus